Jauh-Jauh dari Surabaya, Mahasiswi Unesa Datang untuk Menimba Ilmu ke Budayawan Lumajang

Bu Dar saat menjelaskan adat pengantin khas Lumajang dan prosesi lamaran. Foto: VisitLumajang/dna

Usia tak menghalangi orang untuk berbagi ilmu dengan orang lain. Seperti halnya Tuti Susilarsih, di usia yang menginjak 81 tahun, budayawan Lumajang ini masih meluangkan waktu untuk berbagi wawasan.

Ditemui di rumahnya yang asri sore ini, Bu Darsono, sapaan akrabnya, menjelaskan wawasannya tentang pengantin adat khas Lumajang kepada sejumlah mahasiswi Universitas Negeri Surabaya.

Winda, salah satu mahasiswi Program Studi Tata Rias Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengaku membutuhkan referensi tentang hantaran pengantin era 1950, 1980 dan modern untuk tugas kuliah.

"Dari beliau (Bu Dar, -red.) kami memperoleh referensi yang sangat rinci dan cukup lengkap, tentang adat pengantin khas Lumajang, termasuk adat lamaran dan hantaran," ungkap Winda.

Tuti Susilarsih atau Bu Dar tercata pernah menjadi Ketua Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Melati Lumajang tahun 90-an. Lewat jasanya pula adat Pengantin Lumajang dapat terbakukan.

Di sela masa senjanya, Bu Dar juga masih mengajarkan tari di rumahnya di daerah Jalan Veteran. Tak heran karena masih banyak pegiat tari yang masih membutuhkan referensi darinya.

Winda dan beberapa mahasiswi Unesa ini mengaku kagum dengan sosok Bu Dar yang masih aktif di usia senja. Dirinya berharap masih ada wedding organizer dan pegiat budaya yang setia melestarikan adat.