A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined offset: 0

Filename: controllers/Posts.php

Line Number: 34

Backtrace:

File: /home/teknomedia/public_html/visitlumajang.com/web/application/modules/posts/controllers/Posts.php
Line: 34
Function: _error_handler

File: /home/teknomedia/public_html/visitlumajang.com/web/index.php
Line: 315
Function: require_once

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property 'txt_dir' of non-object

Filename: controllers/Posts.php

Line Number: 34

Backtrace:

File: /home/teknomedia/public_html/visitlumajang.com/web/application/modules/posts/controllers/Posts.php
Line: 34
Function: _error_handler

File: /home/teknomedia/public_html/visitlumajang.com/web/index.php
Line: 315
Function: require_once

Sejarah Pemerintahan Lumajang | VisitLumajang

Sejarah Pemerintahan Lumajang

Prasasti Pasrujambe. Photo by: Situsbiting.com.

Penetapan Hari Jadi Lumajang

 

Mengingat cukup meyakinkan bahwa pada 1255 M itu "Negara Lamajang" sudah merupakan sebuah negara yang berpenduduk, mempunyai wilayah, mempunyai raja (pemimpin) dan pemerintahan yang teratur, maka ditetapkanlah tanggal 15 Desember 1255 M sebagai hari jadi Lumajang yang dituangkan dalam Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Lumajang Nomor 414 Tahun 1990 tanggal 20 Oktober 1990.

Dalam sejarahnya, wilayah ini sangat berhubungan dengan tokoh sejarah bernama Aria Wiraraja. Kitab Pararaton dan Harsawijaya mengisahkan bahwa tokoh yang ketika muda bernama Banyak Wide ini pada mulanya mengabdi di Singasari, namun oleh Raja Kertanegara kemudian dibuang secara halus dari ibukota Singasari dan dijadikan bupati di Sumenep, Madura timur.

Aria Wiraraja kemudian berkesempatan memberikan bantuan dan perlindungan kepada Raden Wijaya ketika ia dan rombongannya melarikan diri ke Sumenep akibat kalah perang dengan Jayakatwang. Selanjutnya Pararaton dan Kidung Harsawijaya menceritakan bahwa Wiraraja diberi hadiah wilayah bagian timur Jawa Timur yang diberi nama "Lamajang Tigang Juru", ketika Raden Wijaya berhasil memenangkan perang dan menjadi raja pertama di kerajaan Majapahit. Akan tetapi wilayah itu baru dikuasai dan diperintahnya setelah kematian puteranya, Ranggalawe, yang memberontak kepada Majapahit (1295).