Suku Tengger di Desa Argosari Lestarikan Tradisi Hari Raya Karo

Rangkaian Yadnya Karo di Argosari. Foto: Istimewa

Rangkaian Hari Raya Karo di Tengger Argosari

"Itu sebagai ritual sesantian. Di masing-masing rumah warga, dukun Tengger akan menggelar doa bersama anggota keluarga sebagai doa untuk leluhur warga Tengger," katanya.

Sri juga mengatakan selama perayaan Karo, warga saling bersilaturahmi. Karena itu masing-masing rumah akan menyediakan makanan untuk disajikan kepada para tamu.

Tak heran jika setiap menjelang perayaan Karo, warga setempat selalu menyediakan uang lebih untuk membuat makanan bagi tamu mereka. Hampir sama seperti tradisi Lebaran dalam Islam.

Bukan hanya di Desa Argosari, Suku Tengger yang berdiam di 4 kabupaten; Lumajang, Malang, Probolinggo dan Pasuruan juga menggelar ritual sejenis.

Dalam setiap pelaksanaan Karo, warga juga memanfaatkan momen ini untuk ajang hiburan. Di mana warga desa akan menggelar acara hiburan secara swadaya.

Di Desa Argosari sendiri, seusai upacara Nyadran di Kramatan Agung hari Selasa 24 September nanti, warga juga akan menggelar tradisi kesenian Ujung.

Ada pesan moral dalam perayaan Karo ini. Yakni kerukunan antara umat beragama, Hindu dengan non-Hindu yang mencerminkan indahnya perbedaan dalam bingkai budaya Nusantara.