Romansa Ngopi di Kedai Maksih Roastery

Manual brewing coffee via @kmsh2017

Anti Sacchette Sacchette Club

Anas mengontrak rumah sederhana yang kemudian jadi cikal bakal tempat ngopi dengan atmosfer unik ini. Di tempat ini pula, pria yang dulu lebih dikenal sebagai musisi hardcore ini juga menjadikan basecamp untuk kru Maksih.

Berbeda dengan Kedai Maksih di Jl. Veteran, Kedai Maksih Roastery sama sekali gak menyediakan kopi sacchette. Menurut Anas, kebanyakan anak muda belum semua menerima budaya minum kopi 'yang sebenarnya' dalam artian kopi yang diracik secara manual (manual brew).

Selain nuansa ala desa yang bisa kita nikmati di KMSH, di sini kita bisa langsung melihat dari dekat bagaimana proses produksi kopi. Ini yang kemudian menjadi sensasi tersendiri menyaksikan rumitnya bagaimana kopi tersaji.

KMSH juga mendapat atensi dari beberapa pihak dari luar Lumajang, diceritakan salah satu SMA di Ngawi bahkan pernah mengirim beberapa siswanya untuk berkunjung ke tempat ini. Dari sini Anas berpikir ke depannya akan mengembangkan wisata edukasi produksi kopi rumahan ala KMSH.

"Awalnya mereka penasaran dengan dome yang kami buat secara sederhana, bermodal bilah bambu dan lembaran plastik. Dome ini kami buat untuk menjemur kopi, jadi gak kena hujan, ya semacam rumah kaca lah."

Sayang saat kami melakukan perbincangan, dome ini sedang dalam keadaan rusak dan dalam proses perbaikan.