Kesenian Jaran Kencak yang Menjadi Icon Kota Lumajang Selain Pisang Agung

Festival Jaran Kencak yang Pernah Diselenggarakan di Kabupaten Lumajang. Foto via @visitlumajang

Minggu lalu sudah bahas tentang salah satu kerajinan tangan asal Lumajang yaitu Batik Lumajang. Kali ini kita akan bahas soal kesenian asal Lumajang yaitu Jaran Kencak.

Jaran Kencak, kesenian yang menggunakan kelincahan seekor kuda yang dihias pakaian zirah perang khas Jawa Timur yang tersebar di Probolinggo, Jember, Banyuwangi, Bondowoso dan Tengger.

Nama Jaran Kencak terdiri dari dua kata yaitu Jaranberarti kuda dan Kencak berarti menari-nari. Maka dari itu Jaran Kencak adalah pertunjukan kuda yang menari-nari.

Kesenian ini biasa ditampilkan pada suatu acara seperti acara mantenan atau acara pernikahan dan sunat atau acara khitan. Jaran Kencak ditampilkan diingi musik karawitan atau gamelan Jawa.

Jumlah kuda yang ditampilkan bebas, sesuai dengan kebutuhan atau besarnya acara tersebut. Tarian ini memiliki formasi yaitu terdapat kuda atraksi yang berada paling depan diikuti oleh lainnya yang bisa disebut temanten.

Kuda Temanten inilah yang biasanya ditunggangi oleh pemilik acara dan keluarganya. Banyaknya kuda yang digunakan biasa menjadi tolok ukur status sosial, karena harga untuk menyewa satu kuda tidaklah murah.

Jaran Kencak memiliki penampilan yang luar biasa meriah, selain iringan musik yang terdengar merdu tampilan kuda dengan hiasan warna warni yang mencolok juga menjadi ciri khas sekaligus daya tarik.