Hidup Udah Capek-Capeknya, Emak-Emak ini Malah Dipukuli Tentara

Drama karnaval yang menggambarkan susahnya hidup disiksa di era kolonial. Foto: Visit Lumajang/Dnadyaksa

Indonesia udah merdeka tapi masih ada aja kejadian kayak gini? Warga desa dipukuli tentara? Eh ternyata bukan kejadian beneran, tapi drama yang menggambarkan susahnya hidup disiksa di era kolonial. 

Drama ini dibawakan salah satu peserta Karnaval Desa Petahunan, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang, siang ini, Minggu 27 Agustus 2023. Start pukul 9 pagi, sebanyak 16 peserta ikut serta di karnaval ini. 

Kepala Desa Petahunan, Sumarli mengaku bangga sekaligus terharu warga desanya bisa kompak untuk ikut serta karnaval, baik RT RW sampai sejumlah lembaga yang ada di Desa Petahunan Sumbersuko. 

"Alhamdulillah meskipun event kelas desa, warga berusaha tampil maksimal, kompakan mulai sewa kostum sampai sound system yang nggak kalah sama karnaval kelas kabupaten," ungkap Kades Sumarli. 

Diungkapkan Kepala Desa Petahunan, kegiatan ini diinisiasi pemuda desa yang tergabung di organisasi karang taruna. Dirinya beserta staf pemdes mendukung penuh ide ini, pun dengan warga desa. 

"Sebagai wujud rasa syukur HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78, sekaligus biar warga makin guyub, kompak, sekaligus hiburan. Setidaknya dengan event seperti ini roda ekonomi juga berputar," ungkapnya. 

Peserta Karnaval Desa Petahunan menampilkan beragam pertunjukan yang menghibur mulai tari-tarian tradisional, dance, drama perjuangan, bahkan tak sedikit yang membuat warga yang nonton tertawa karena kostum peserta yang lucu.