Jelang Bodho Kupat, Pedagang Janur di Lumajang Mulai Ramai

Para penjaja janur untuk membuat sajian ketupat. Foto: Visit Lumajang/Ahmad VL

Tak terasa sudah memasuki sepekan setelah hari raya idul fitri atau biasa disebutBodho Kupat (lebaran ketupat), warga mulai mempersiapkan kudapan atau kuliner ketupat dengan berbagai lauk pendamping.

Tak heran jika terdapat penjual janur dadakan yang biasa digunakan sebagai bungkus ketupat di Kabupaten Lumajang mulai menjamur di sepanjang jalan Dr. Sutomo Kelurahan Tompokersan. Uniknya para penjual janur tersebut berasal dari satu kampung yakni Desa Barat, Kecamatan Padang.

Tiap tahun, mereka rutin mangkal berjualan janur di pinggir jalan sejak H+5 lebaran Idulfitri. Tak hanya janur berwarna kekuningan mereka juga menjual daun pisang. Tak hanya menyediakan janur dan daun pisang sebagai bahan, para penjual di sini juga menjual rangka ketupat yang sudah dirangkai.

"Saya sudah berjualan mulai dari kemarin, setiap tahun kami satu kampung rutin jualan di sini," ungkap Su'in, salah seorang penjual janur saat diwawancarai pada Senin, 15 April 2024.

Su'in menuturkan sebagai penjual musiman ia dan penjual lainnya membuka lapak dagangan mulai dari siang hingga malam hari. Harga janur yang dijual pun bervariasi mulai dari Rp5.000 hingga Rp15.000 untuk janur yang sudah berbentuk ketupat.

"Untuk harganya beda ya, kalau janurnya saja Rp5.000, kalau sudah bentuk ketupat Rp15.000 isinya 10 biji," katanya.

Bodho Kupat sendiri adalah tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri. Warga biasanya merayakan dengan makan bersama menu ketupat dan lontong bersama lauk pendamping.