Warga Banyuputih Lor Digegerkan Saat Menggali Lubang Sampah, Apa yang Ditemukannya?

Sebagian batu bata berukuran besar yang berhasil ditemukan (Dok. Yopi Aris/VisitLumajang)

Batu bata yang teridentifikasi

Berdasar laporan Yopi kepada VisitLumajang.com, telah teridentifikasi puluhan batu bata merah dengan ukuran panjang 37 cm, lebar 26 cm dan ketebalan 10 cm.

Menurut pemilik tanah awal ditemukan dulu banyak sekali batu batanya, namun karena tak terurus banyak yang hilang dan pecah. Ahmad Juriadi mengaku tanah tersebut adalah tanah warisan kakeknya, Ahmad juga mempersilahkan pihak berwenang untuk melakukan penggalian untuk peninjauan lebih lanjut jika diperlukan.

"Harapannya kalau memang ini adalah struktur candi, dapat dilestarikan oleh pemerintah, asalkan masyarakat ikut terlibat dan dapat ikut merasakan hasilnya secara positif," tambah pria yang juga Pensiunan Guru SMPN 1 Sukodono tersebut.

Jika memang penemuan ini dapat dibuktikan secara ilmiah sebagai struktur candi, tentu dapat menguatkan identitas sejarah Lumajang sebagai peradaban yang pernah besar di zamannya. Perlu diketahui bahwa selain Situs Biting yang merupakan situs cagar budaya terbesar di Lumajang, di wilayah Lumajang juga telah diketemukan situs-situs sejarah yang masih berserakan.

Sebut saja Situs Prasejarah di Kandangan (Kecamatan Senduro), Situs Watu Lumpang di Dusun Watu Lumpang, Kecamatan Gucialit, Candi Agung di Kecamatan Randu Agung, Situs Tegal Randu di Kecamatan Klakah, Situs Candi Gedong Putri di Desa Klopo Sawit Kecamatan Candipuro. Situs-situs ini sampai sekarang masih berserakan dan meminta perhatian lebih intens karena ancaman alam dan ulah tangan manusia.

Yang terakhir juga telah ditemukan situs candi di Kedungmoro, Kunir yang juga telah dilakukan ekskavasi di area tersebut, meskipun sebagian masyarakat di sana masih mengeluhkan penggalian tersebut karena biaya penggantian tanah yang masih belum jelas dari pihak terkait.[]