Bungker Jepang, Sisa Peninggalan Perang Dunia II di Pesisir Pantai Selatan Lumajang

Salah satu bungker Jepang di Lumajang sisa peninggalan Perang Dunia II. Foto: SCS Smaga

Menikmati wisata di Lumajang kurang lengkap rasanya jika tidak melihat pesisir pantai selatan Lumajang. Garis pantai yang membentang dari Yosowilangun sampai Tempursari menyimpan sejuta pesona.

Pesisir selatan ini juga menyimpan peninggalan bersejarah pada masa penjajahan Jepang. Peninggalan tersebut berupa bungker-bungker tempat perlindungan perang pada masa penjajah Jepang.

Jepang yang saat Perang Dunia II mulai terancam oleh pasukan sekutu mulai mengantisipasi serangan balik dari pihak sekutu. Salah satunya adalah ancaman dari serangan sekutu yang berada di Australia.

Wilayah Lumajang yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia serta memiliki sumber daya alam yang melimpah membuat Jepang menjadikan Lumajang sebagai salah satu wilayah pertahanan.

Untuk menghalau sekutu yang berada di Australia, Jepang mulai membangun bungker-bungker di sepanjang pesisir Lumajang mulai tahun 1942 - 1944 dengan memanfaatkan tenaga romusha.

Selain di wilayah pesisir, Jepang juga membangun bungker-bungker di atas bukit, di mana bungker tersebut dilengkapi dengan pillboks serta perlengkapan pertahanan militer lainnya.

Ada sekitar 30 bungker yang tersebar di wilayah Lumajang, terbentang mulai dari Desa Wotgalih (Yosowilangun), Desa Jatimulyo (Kunir), Desa Pandanwangi dan Desa Pandanarum (Tempeh).