Menggugah Jiwa Nasionalisme Pemuda untuk Mewujudkan Persatuan Indonesia

Akbar Asyadul Haq, Alumni GMNI saat memberikan materi pada Deklarasi GSNI Lumajang & Seminar Kebangsaan (05/03). VisitLumajang.com

Bangsa Indonesia utamanya pemuda sudah banyak yang terjebak pada budaya hedonis, ini dapat kita lihat merebaknya budaya dari luar yang digemari pemuda-pemuda kekinian. Setiap harinya kafe dan tempat-tempat nongkrong selalu dipenuhi oleh mereka yang hanya menghabiskan waktu dengan bersenang-senang, tanpa sempat memikirkan arah negeri ini.

Didorong oleh rasa keprihatinan akan mulai lunturnya nasonalisme di kalangan pemuda, Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) resmi dideklarasikan di Lumajang.

Pada acara Deklarasi DPC GSNI Lumajang di Balai Desa Kutorenon, Sukodono, Minggu 5 Maret 2017, GSNI juga menggelar Seminar Kebangsaan bertema .

"Negara kita sangat kaya raya, namun dengan kekayaan melimpah tersebut masih banyak saudara kita yang hidup di bawah garis kemiskinan," ungkap Akbar Asyadul Haq, pemateri pada seminar tersebut.

Akbar juga melanjutkan, "Banyak yang dilakukan bangsa asing agar bangsa kita jadi lupa diri, lupa akan keistimewaan yang dimiliki Nusantara sejak ratusan tahun silam."

Alumnus GMNI Unej Jember tersebut juga menyampaikan keprihatinannya atas kondisi bangsa dewasa ini yang rentan dipecahbelah, mirisnya hal itu hanya karena di-drive oleh kepentingan modal dan kekuasaan. Jika hal ini dibiarkan terus menerus bukan tak mungkin bangsa ini akan semakin terpecah.

Pada seminar tersebut pertanyaan kritis datang dari peserta yang hadir. Ada juga pertanyaan menarik saat peserta mencoba mengkritisi pemerintah yang dinilai lamban dalam menasionalisasi tambang PT. Freeport, beberapa bahkan menggulirkan opini tentang carut marut pertambangan pasir di Lumajang.

"Yang membedakan nasionalisme kita dengan bangsa lain bahwa Nasionalisme Indonesia adalah ideologi yang tidak egois, dan berupaya mewujudkan kedamaian bumi. Sebisa mungkin bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain dan masyarakat itu juga merupakan bentuk nasionalisme. Banyak yang menafsirkan nasionalisme hanya pada tataran konsep belaka, padahal prakteknya jauh lebih penting," tutup Akbar.

Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) Lumajang adalah tempat siswa berkarya, yakni karya yang bernafas Pancasila. Penanaman nilai luhur kebangsaan melalui organisasi seperti ini mutlak diperlukan sebagai counter atas ideologi asing.

Acara ini juga didukung oleh Desa Kutorenon, Alumni GMNI, Formula, Kawruh Jawa, Armada Kuliner, Generasi Pelangi, VisitLumajang.com, d-One News, Lumajang Satu, A & D.