Manten Salak, Tradisi Unik Petani Lereng Semeru Dipercaya Tingkatkan Produksi Salak

Warga Tamanayu Pronojiwo saat menggelar tradisi Manten Salak. Foto: Visit Lumajang

Para petani salak di Lereng Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, biasa menggelar tradisi unik yang bertujuan untuk meningkatkan produksi salak.

Tradisi ini dikenal dengan nama Manten Salak. Para petani mengarak bunga jantan dan betina keliling desa, kemudian dikawinkan di kantor desa setempat.

Abdul Kholik, Kepala Desa Tamanayu, Kecamatan Pronojiwo, turut serta dalam prosesi ini dengan berpakaian adat manten Jawa. Ia diarak sambil membawa gunungan salak dan bunga salak jantan, diiringi oleh rombongan dari perbatasan Kecamatan Pronojiwo.

Sementara itu, istrinya diarak dari perbatasan Kecamatan Tempursari dengan membawa bunga betina. Mereka bertemu di balai desa, kemudian prosesi perkawinan salak dimulai.

"Tradisi ini rutin digelar setiap tahun. Sebagai mayoritas petani salak, tradisi ini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka, yang memiliki makna penting bagi hasil pertanian mereka," ujarnya saat Manten Salak pada bulan Agustus 2025 lalu.

Acara diakhiri dengan pertunjukan berbagai kesenian daerah yang menghibur warga setempat. Kesenian ini semakin mempererat kebersamaan dan semangat gotong royong dalam mengembangkan pertanian dan budaya daerah.

"Semoga tradisi ini bisa berkembang lebih luas lagi, tidak hanya di desa kami, tetapi juga se-Kecamatan Pronojiwo. Kami ingin masyarakat lebih mengenal salak khas lereng Gunung Semeru," ujar Junaidi, seorang tokoh masyarakat setempat.