Menari Topeng Kaliwungu, Ini Pesan Didik Nini Thowok untuk Seniman Lumajang di Harjalu 767

Didik Nini Thowok saat menerima Topeng Kaliwungu dari Bupati Lumajang (15/12). Foto: Visit Lumajang/Galih Arto

Prosesi Hari Jadi Lumajang (Harjalu) ke-767 yang digelar di Alun-Alun Utara, Kamis (15/12) terasa istimewa dengan kehadiran Didik Nini Thowok, maestro tari internasional yang menarikan Topeng Kaliwungu bersama ratusan penari lain.

Didik Nini Thowok diundang secara khusus oleh Pemkab Lumajang sebagai upaya melestarikan kesenian khas Lumajang yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada tahun 2021 tersebut.

Ditemui seusai menari, Didik Nini Thowok mengaku interaksinya dengan Topeng Kaliwungu dimulai saat dirinya harus membuat presentasi tentang topeng Nusantara di sebuah seminar nasional tahun lalu.

"Nah waktu itu ketemulah Topeng Kaliwungu lewat sosial media, saya berkenalan dengan Pak Zainal Abidin, kemudian Mbak Windy Meiliyah yang sudah melakukan riset tentang seni topeng ini," ungkapnya.

Dari riset yang dilakukan Windy, penari Lumajang yang juga alumni STKW Surabaya inilah Didik Nini Thowok tertarik mempelajarinya. Dirinya bahkan menyempatkan menemui Pak So, murid Pak Senemo yang mempopulerkan Topeng Kaliwungu.

"Punya ciri khas yang kental dengan budaya Pandhalungan, akulturasi budaya Jawa dan Madura. Seolah memberikan pesan bagaimana seniman kita bisa saling menerima budaya daerah lain tanpa kehilangan akar budayanya," katanya.

"Untuk seniman muda, lakukan kesenian dari hati, karena apapun yang dilakukan dari hati akan bertahan lama, ikhlas, tanpa pamrih," pesan seniman berusia 68 tahun ini kepada seniman di Lumajang.