Sejarah Nararrya Kirana sebagai Juru Lamajang Direka Ulang di Prosesi Hari Jadi Lumajang 767

Prosesi berdirinya Lamajang di Alun-Alun Lumajang (15/12). Foto: Visit Lumajang/Galih Arto

Peringatan Hari Jadi Lumajang (Harjalu) ke-767 tak hanya digelar meriah pagi ini, Kamis (15/12), tapi juga sakral dengan drama prosesi penobatan Nararrya Kirana sebagai juru Lamajang.

Sejarah berdirinya Lamajang yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Lumajang direka ulang oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang, dengan melibatkan sejumlah talenta.

"Kami mencoba memproyeksikan peristiwa sejarah tahun 1255, seperti yang tertulis di Prasasti Mulamalurung," ungkap Gigih Enggarjati, sutradara drama berdirinya Lamajang di Harjalu pagi ini.

Menurut staf Program Inovasi dan Kreativitas, Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang ini, pihaknya berusaha menginterpretasikan dengan keterbatasan data primer yang ada.

Dalam proses penggarapannya, Gigih mengaku juga menggali referensi dari Kitab Pararaton, Negarakertagama, serta buku-buku sejarawan mulai karya Margana sampai Slamet Mulyana.

"Termasuk referensi buku sejarawan lokal seperti Mansur Hidayat, juga dari catatan seminar tahun 1989 tentang penetapan Hari Jadi Lumajang, termasuk sumber offline maupun online," tambah Gigih.

"Ada beberapa modifikasi, meskipun tidak melenceng jauh. Pada dasarnya merupakan diorama peristiwa berdirinya Lamajang yang merdeka, tidak terikat dengan Singosari," imbuhnya.