Fenomena Koyo di Ranu Klakah Lumajang Bak Surga Ikan

Warga berduyun-duyun menuju Ranu Klakah untuk berburu atau membeli ikan. Foto : Pantura7/Asmadi

Dampak Fenomena Koyo

"Ada yang hanya menggunakan tombak atau senapan angin untuk mendapatkan ikan dengan cepat dan mudah," tutur Wafi.

Warga lainnya, Dhika Prawono menyebutkan dampak dari fenomena Koyo yang merugikan para pengelola keramba karena berpengaruh ke harga ikan.

"Hari ini di sekitar Ranu Klakah jadi pasar ikan dadakan. Ikan nila yang biasa dijual dengan harga Rp33 ribu per kilogram, pada hari ini karena Koyo jadi harga Rp20 ribu per kilogram," jelas Dhika.

Pihak yang mengalami keruguan dalam fenomena ini adalah pemilik keramba yang ikan budidayanya tumbuh tidak terlalu besar tetapi harus panen lebih awal. Lantaran jika dibiarkan ikan-ikan tersebut akan terancam mati.

Fenomena Koyo ini kerap terjadi pada musim kemarau yang ditandai dengan terjadinya cuaca dingin semalaman, bahkan sampai pagi hari.   

Dhika juga menduga penyebab munculnya ribuan ikan ke permukaan karena naiknya gas belerang yang ada di dasar danau.

"Kalau cuacadinginnnya seperti ini, biasanya gas belerang naik, jadi ikan-ikan bisa mati. Kalau tidak dipanen, kemungkinan akan mati semua ikannya," pungkas Dhika.