Hari Tani Nasional, Pejuang Agraria Sudahkah Merdeka?

Persawahan Desa Kalisemut via WAG/Istimewa

Nasib Petani Saat Ini?

Peringatan Hari Tani Nasional yang digadang-gadang memajukan kesejahteraan para petani, nampaknya tak sejalan dengan pengadaan perumahan cluster ataupun pembangunan kawasan industri baru.

Di mana pembangunan ini banyak memakan lahan pertanian, dan yang menjadi pihak paling dirugikan adalah para petani yang memiliki petak sawah tak seberapa.

Program-program pertanian yang dicanangkan pemerintah ini tak jarang mengalami dinamika bahkan termasuk menimbulkan konflik politik.

Agenda Hari Tani Nasional yang dianggap menjamin dan melindungi hak-hak petani atas jaminan luasan lahan pertanian, perlindungan terhadap harga dan proteksi impor pangan, rupanya masih jadi isapan jempol belaka.

Hal ini sebagai bukti bahwa pemerintah masih abaikan terhadap reforma agraria dengan permasalahan pelik yang dihadapi para petani cilik sejauh ini.

Padahal, jika pemerintah mau 'ngerumat' para petani, hasilnya tidak akan main-main. Indonesia sebagai negara agraria agaknya dapat menjadi wadah yang nyaman bagi para petani.

Tentunya untuk terus menghasilkan produk pangan dengan mutu yang tinggi. Bukan malah melibatkan para petani kecil dalam hiruk-pikuk konflik tanah, penggusuran, bahkan kriminalisasi.