Kisah Fatoni, Tuna Netra Penghafal dan Pengajar Al-Qur'an Asal Lumajang

Fatoni dengan sang istri. Foto: Visit Lumajang/Ahmad VL

Memiliki keterbatasan tidak menjadi penghambat untuk meraih cita-cita dan berprestasi, hal itu tergambar pada pribadi seorang pria tuna netra asal Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Meskipun menjadi tuna netra sejak bayi, namun ia dapat tumbuh dengan meraih segudang prestasi karena kemahirannya melantunkan dan menghafal ayat-ayat suci Al-Qur'an. Berkat segudang prestasi yang dimiliki, ia kini dipercaya menjadi pengajar Qori'.

Namanya Muhammad Fatoni, pria 38 tahun seorang warga Desa Bades, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, yang mampu menangkis keterbatasan miliknya.

Ia adalah seorang hafidz sekaligus Qori' yang menjadi pengajar untuk anak-anak muda. Dalam sepekan, dia mengajar Qori' di 22 lembaga TPQ maupun Pondok Pesantren di sekitar wilayah Kecamatan Pasirian dan Candipuro.

Setiap hari, Fatoni mengajarkan bacaan dan lantunan ayat suci Al-Qur'an dengan suara merdu atau biasa dikenal dengan sebutan Qiro'ah. Rutinitas ini sudah dilakukan sejak belasan tahun lalu. Fatoni mampu menghafal ayat-ayat Al-Qur'an dengan kemampuan pendengaran dan daya ingat yang tinggi.

Secara tekun ia melatih kemampuannya itu menggunakan tape recorder untuk menghafalkan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Kemudian, untuk mempertajam hafalannya, dirinya dibantu oleh sang istri untuk menyimak bacaan sekaligus pelafalan bacaan.

"Pake kaset semuanya pake pendengaran untuk belajarnya. Pelan-pelan ayat demi ayat saya lantunkan dan hafalkan," katanya saat diwawancarai pada Rabu, 27 Maret 2024.