Kisah Fatoni, Tuna Netra Penghafal dan Pengajar Al-Qur'an Asal Lumajang

Fatoni saat mengajar para satrinya. Foto: Visit Lumajang/Ahmad VL

Semangat dan Kegigihan Fatoni

Walau disibukkan dengan mengajar santri-santrinya mengenal Al-qur'an, Fatoni tetap bersemangat untuk meraih segudang prestasi.

Fatoni tetap bertekad untuk mengasah kemampuannya dalam melantunkan dan menghafal ayat-ayat suci Al-Qur'an hingga dirinya mampu memperoleh prestasi di bidang tahfid dan musabaqoh tilawatul Qur'an ditingkat regional hingga nasional.

Tentu saja, keberhasilan tersebut tidak mudah diraih begitu saja. Ahmad Fatoni mengalami kebutaan setelah tujuh hari pengobatan dari penyakit kejang dan demam yang ia derita saat balita. Tumbuh dengan keterbatasan membuatnya harus berdamai dengan kekurangan yang dimiliki.

Meski demikian, dengan semangat dan kegigihannya mempelajari Al-Qur'an itu, Fatoni akhirnya bisa menatap dunia dengan kebahagiaan dan harapan yang besar dengan cita-cita yang ia genggam.

"Saya mensyukuri apa adanya dan tetap belajar apa yang saya mampu. Baik mendalami ilmu tahfidz maupun sholawatan itu yang saya tekuni," jelasnya.

Saat ini, selain piawai dalam melantunkan ayat suci Al-Qur'an, Fatoni juga mampu menguasai dan menghafal 30 juz Al-Qur'an. Dari kisah hidupnya menjadi bukti bahwa Tuhan maha adil. Biarpun memiliki keterbatasan penglihatan, Fatoni bisa melihat dengan hati dan diberi karunia dengan bisa menghafal Firman Allah SWT.

Tuhan akan memberi jalan bagi setiap hambanya yang bersungguh-sungguh dalam meraih keinginannya. Setiap kesulitan pasti ada kemudahan, dan kebahagiaan adalah hadiah dari usaha yang telah dilakukan.