Menjadi Manusia Limited Edition? Emang Bisa?

Puncak B29 Argosari via @visitlumajangproject (Foto hanya ilustrasi)

Memantaskan Diri, Siap Jadi Minoritas

"Wahai sahabat-sahabatku, tahukah kalian siapa yang mulia itu? Mereka adalah manusia-manusia yang lahir jauh setelah aku wafat nanti yang mereka begitu mencintai Allah," ungkap Nabi.

"Tahukah kalian? Mereka tak pernah memandangku, melihat wajahku, dan tidak hidup dekat denganku seperti kalian. Tapi mereka begitu rindu kepadaku."

"Saksikanlah wahai sahabatku semua, aku pun rindu kepada mereka. Mereka yang mulia itu adalah umatku." Melihat Rasulullah saat mengucapkan itu menangis, para sahabat pun ikut menangis.

Masyaallah, dari kisah tersebut sungguh betapa besar kerinduan Rasulullah kepada umatnya, pun di kisah yang lain saat sakaratul maut Rasulullah masih menyebut-nyebut ummatnya, "Ummati... Ummati..."

Yang mungkin sangat tidak sebanding jika dibandingkan dengan kerinduan kita kepada kekasih Allah itu. Hingga terbit sebuah pertanyaan, pantaskah kita menjadi umat yang dirindukannya?

Pribadi yang berbalut keimanan, keluhuran akhlaq, dan teladan keshalihan. Karena itu, mari memantaskan diri agar kelak di akhirat kita bisa bersanding dan memeluk mesra Rasulullah.

Menjadi manusia limited edition artinya siap menjadi minoritas untuk memantaskan diri meniti jalan menuju surga yang abadi. Wallahu a'lam bisshawwab... (Bunda Novi)