Perjuangan Kapten Kyai Ilyas di Lumajang, Bukti Santri juga Pejuang Kemerdekaan

Koloni militer pada Agresi Militer Belanda I. Foto: C.J. (Cees) Taillie via Wikimedia Commons

Meskipun Indonesia telah menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, namun gejolak perjuangan masih terus berlangsung diberbagai daerah.

Salah satu sejarah yang terkenal adalah terkenal adalah perjuangan Kapten Kyai Ilyas pada awal kemerdekaan. Berdasarkan catatan sejarah pada buku Sejarah Lumajang agresi Belanda atau pendudukan Lumajang oleh NICA di awal kemerdekaan terjadi pada 21 Juli 1947.

Sejak mendarat Belanda terus melakukan agresi dan akhirnya dapat menguasi beberapa wilayah di Jawa Timur bagian timur.

Tentu saja pejuang tanah air tidak serta merta menyerah dan melakukan perlawanan, tetapi Belanda cukup mudah melawan dan semakin gencar untuk menduduki Lumajang.

Tidak tinggal diam, para pejuang masih terus berusaha mempertahankan wilayahnya, seperti halnya yang dilakukan oleh pasukan Kapten Kyai Ilyas.

Pemuda pemudi hingga orang tua di Lumajang membentuk pasukan Hisbullah dan Sabilillah. Mereka menyusun kekuatan guna mengusir Belanda dari bumi Lumajang.

Pasukan Hizbullah dan Sabilillah berkonsolidasi di Pondok Pesantren Pulosari dan Gambiran. Hasilnya yaitu menempatkan Kompi Kyai Ilyas bermarkas di Gambiran dengan jumlah anggota 100 orang.