Sambut Hari Raya Nyepi, Pawai Ogoh-ogoh di Senduro Nampak Meriah

Pawai Ogoh-ogoh Hari Raya Nyepi di Senduro Lumajang (10/03). Foto: Visit Lumajang/Ahmad VL

Bentuk Toleransi Warga Senduro

Gelaran pawai ogoh-ogoh dilakukan oleh Umat Hindu dimaksudkan sebagai upaya pengusiran bala atau roh jahat. Selain itu, juga untuk menyucikan lingkungan dari malapetaka, sehingga perayaan Nyepi berjalan aman dan tentram.

"Ogoh-ogoh ini merupakan simbol dari Si Butha Kala yakni makhluk yang menganggu manusia. Patung ini nantinya akan dimusnahkan sehingga tidak lagi menganggu manusia dan kami bisa hidup tentram dan aman," ujarnya.

Usai diarak, belasan Ogoh-ogoh ini kemudian dibakar sebagai simbol pemusnahan roh jahat sekaligus pembersihan diri. Prosesi ini cukup menjadi atensi warga yang datang.

Btari Rinda, salah satu warga yang menyaksikan pawai Ogoh-ogoh ini, mengaku senang dan sudah menjadi agenda rutin setiap tahun untuk menyaksikan pawai ini.

"Saya meski bukan umat agama Hindu juga ikut senang menyaksikan gelaran pawai Ogoh-ogoh ini. Ini sudah jadi agenda setiap tahun," ujarnya.

Hal senada disampaikan Tita, salah seorang penonton lain, mengaku menjadi pengalaman unik tersendiri baginya saat menyaksikan pawai ini.

"Ini bisa jadi hiburan, Ogoh-ogohnya juga bagus. Kegiatan ini juga menjadi contoh baik ya untuk melihat toleransi umat beragama disini," katanya.