Sejarah Nararrya Kirana sebagai Juru Lamajang Direka Ulang di Prosesi Hari Jadi Lumajang 767

Seluruh talenta prosesi Harjalu 767 saat berfoto bersama (15/12). Foto: Visit Lumajang/Galih Arto

Tari Bedaya Sumuraning Lamajang

Drama penobatan Nararrya Kirana sebagai raja Lamajang ini telah disiapkan sekurangnya selama 2 minggu, dengan melibatkan 82 talenta termasuk jajaran kerajaan, keprajuritan, serta penari Bedaya.

Tari Bedaya sendiri merupakan jenis tarian yang biasa dipertunjukkan untuk menyambut tamu atau raja, khususnya di acara sakral atau upacara kerajaan pada zaman dahulu.

Pada kegiatan ini, Dinas Pariwisata Lumajang mengangkat Tari Bedaya Sumuraning Lamajang, yang sebelumnya sering dipertontonkan di acara Piodalan Pura Senduro.

"Mencoba mengkreasikan Tari Bedaya versi kita, secara filosofis berisi gambaran dan harapan untuk kemakmuran bumi Lumajang," imbuh pria yang juga dikenal sebagai pembuat kostum tari ini.

Gigih berharap rangkaian prosesi Hari Jadi Lumajang bisa dijadikan pakem untuk peringatan Harjalu setiap tahunnya, sehingga bisa dijadikan acuan yang terikat, terlepas siapapun Bupatinya.

"Saya dengar rencananya akan dijadikan Peraturan Bupati (Perbup) untuk pedoman pelaksanaan prosesi Harjalu berikutnya, semoga bisa terealisasi sehingga bermanfaat untuk warga Lumajang," tandasnya.

Hari Jadi Lumajang yang diperingati setiap tanggal 15 Desember digelar meriah tahun ini, dengan serangkaian event guna mendukung aktivitas ekonomi warga yang sempat tersendat karena pandemi tahun lalu.