Uji Petik Buku Mayjend Imam Soedja'i Digelar Tepat di Hari TNI

Uji Petik Daerah buku Mayjend Imam Soedja'i. Foto: VisitLumajang/dna

Mungkin orang Lumajang sudah sering mendengar nama Imam Suja'i sebagai pahlawan lokal, sekaligus pendiri seni beladiri Pencak Organisasi. Namanya juga telah diabadikan sebagai nama jalan di Lumajang.

Namun itu hanya sepenggal kisah dari pahlawan yang satu ini. Padahal, Imam Suja'i punya jasa yang cukup besar dalam pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di masa revolusi kemerdekaan.

Kilas balik sejarah Imam Suja'i ini terungkap dalam Uji Petik Daerah buku , Sabtu 5 Oktober 2019 di Istana Kuliner Lumajang.

Mansur Hidayat, S.S., M.M., penulis buku memaparkan sejumlah data yang didapatkan saat meneliti Imam Soedja'i. Disebutkan pula bahwa Imam Suja'i merupakan tokoh Sarekat Islam di Lumajang kala itu.

"Imam Suja'i mulai belajar silat saat tinggal di Bandung, pun mengembara ke daerah Garut untuk belajar ilmu silat di beberapa perguruan. Ini menjadi dasar untuk mendirikan Pencak Organisasi di Lumajang," ungkapnya.

Pencak Organisasi (PO) yang berdiri 1 Agustus 1927 menjadi wadah penggemblengan beladiri, sekaligus mengorganisir perlawanan terhadap Belanda. Saat itu, PO berafiliasi dengan Partai Sarekat Islam Lumajang.

"Tahun 1943, Pak Dja'i didaulat Jepang untuk menjadi Ketua Pusat Tenaga Rakyat (Putera) serta ikut pelatihan perwira Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Ini membuktikan bahwa ketokohannya sangat diakui," kata Mansur.