Warga Lintas Agama di Lumajang Bikin Patung Ogoh-ogoh Sebagai Bentuk Toleransi

Proses pembuatan patung Ogoh ogoh. Foto: Visit Lumajang/Ahmad VL

Kerukunan adalah Tujuannya

"Proses pembuatan butuh waktu kurang lebih 1 bulanan, bahannya pakai kayu dan dari kertas semen bekas sama koran, semuanya bikin sendiri. Proses pembuatan ini melibatkan umat hindu lalu ada juga dari non muslim," kata Dwianto pada Kamis, 07 Maret 2024.

Sementara itu, Tokoh Adat Hindu setempat, Mangku Kasmadi menuturkan bahwa, kerukunan dan keguyuban antar umat lintas agama khususnya di Desa Burno ini sudah terjalin selama puluhan tahun.

Kerukunan tersebut terjalin antara warga Hindu dan non Hindu dalam pembuatan Ogoh-ogoh. Nantinya pada prosesi iring-iringan juga melibatkan warga umat Islam sebagai bentuk solidaritas dan kerukunan.

"Jadi semuanya termasuk warga non Hindu seperti Pak Ustadz, Satgas dan Kades juga ikut mengiring ke Pura Semeru. Bikin patung Ogoh-ogohnya orang muslim juga ikut terlibat. Ini jadi bagian dari toleransi kami begitupun sebaliknya kalau ada acara keagamaan lain kami juga turut serta membantu," jelasnya.

Sebagai informasi, makna dari patung Ogoh-ogoh adalah sebagai simbol dari wujud Bhuta Kala atau roh jahat yang punya kekuatan buruk dan dapat mempengaruhi manusia.

Patung raksasa yang telah dibuat nantinya akan diarak keliling kampung lalu dibakar sebagai wujud perlawanan terhadap roh jahat tersebut.

"Makna Ogoh-ogoh ini menggambarkan wujud si Bhuta Kala. Jadi, supaya tidak menganggu warga desa diadakanlah upacara untuk memberi makan si Bhuta Kala dan nanti ujungnya akan dibakar," kata Mangku Kasmadi.