Festival nJenang Sapar ala Kampung Karamba RW 5 Ditotrunan Lumajang

Festival nJenang Sapar warga RW 5 Ditotrunan Lumajang. Foto via @rw5_ditotrunan

Semangat Membangun RW 5 Ditotrunan Lumajang

Dilansir dari laman Facebook ErweLima Ditotrunan, Jenang Sapar dibuat bersama-sama seluruh warga, sekaligus untuk melestarikan jajanan tradisional dan budaya ater-ater yang mulai berkurang di lingkungan perkotaan.

Dalam pembuatan Jenang Sapar, warga menggunakan wadah alami berupa daun pisang untuk turut serta dalam program pengurangan sampah.

Kampung yang berhasil meraih prestasi Kampung Proklim Tingkat Nasional ini juga mengedukasi warga dan khalayak dengan memilih gula merah organik yang baik dan sehat (tanpa obat) untuk pembuatan Jenang Sapar.

Taufik Hidayat, pegiat lingkungan RW 5 Ditotrunan mengatakan kegiatan mengungkapkan Festival nJenang Sapar ini merupakan wujud ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT.

"Disertai harapan semoga warga RW 5 Kelurahan Ditotrunan selalu dalam keadaan sehat wal-afiat," imbuh pria yang juga sebagai Wakil Ketua RW 5 Ditotrunan ini.

Sebelumnya, Taufik juga mengungkapkan ada 3 prinsip yang menjadi pedoman warga RW 5 Ditotrunan Lumajang dalam bermasyarakat, yakni Sopo, Soyo dan Sonjo.

Sopo artinya warga harus saling bertegur sapa saat bertemu warga lain. Soyo berarti setiap kegiatan selalu dilakukan dengan bergotong-royong. Sedangkan Sonjo berarti saling mengunjungi agar tetap terjalin ikatan emosional.