Gunungsari dan Godril, Gerak Kebudayaan dalam Bingkai Sejarah Tayub (1)

Festival Tari Godril pada Harjalu 761. Via Ainul Yakin.

Tayub dan Tandak

Penulis atau bahkan pembaca mungkin sering bertanya, "Apa sih bedanya Tayub, Tandak dan Terop?"

Tayub adalah keseluruhan acara dalam hiburan rakyat. Tandak adalah kelompok penyaji kesenian, ada pemusik dan penari. Sedangkan Terop/Teropan adalah istilah populer selanjutnya karena pada acara Tayub, tuan rumah biasa memasang Terop/Tenda di halaman depan rumah untuk tempat digelarnya Tayub.

Tandak, yang merupakan hiburan rakyat saat itu adalah sarana pergaulan. Seni yang ada pada kesenian Tandak merupakan seni pergaulan. Tak heran jika penari Tandak adalah sepasang, pria dan wanita.

Gending, atau alunan perangkat gamelan Jawa yang dilantunkan pada Tayub diawali oleh Gending Gunungsari. Gending Gunungsari merupakan bentuk Gending yang iramanya sangat halus dan lembut, biasa juga disebut bentuk Ketawang.

Jika kita sekarang kita mengenal istilah germo untuk mucikari yang menjual tubuh wanita sebagai pemuas syahwat, istilah ini bisa jadi muncul karena kesenian Tandak. Karena dahulu istilah untuk tukang make-up penari Tandak adalah germo. Germo ini juga yang melilitkan stagen berupa kain yang panjangnya bisa sampai tiga meter ke pinggang penari, agar pinggang penari terlihat singset dan terbentuk. Tak heran para penari waktu itu jika duduk selalu tegak, karena stagen yang dikenakannya.