Literasi Politik untuk Generasi Milenial Lumajang

Klasifikasi usia pemilih Pemilu 2019 via KPU Lumajang

Dagang Politik dan Hakikat Kemanusiaan

Banyak dari politisi di negeri ini yang lupa, bahwa di atas upaya mengejar kuasa ada yang lebih utama, yakni memerankan hakikat kemanusiaan itu sendiri. Jika sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi lainnya, maka seburuk-buruk manusia adalah yang kehilangan kewarasan dan kemanusiaannya.

Berangkat dari situ kami punya gagasan membuat proses demokrasi itu menjadi pesta rakyat yang hakiki. Gagasan inipun mendapat sambutan dari Mbak Siti Murniasih, Founder Omah Sinau Gesang, kami bahkan sharing gagasan ini dengan Ibu Siti Mudawiyah, Ketua KPU Lumajang (06/01).

Bagi kami, politik tak hanya bicara kalah menang, tapi proses-proses transmisi gagasan dan dialektika peradaban. Ibarat pasar, jika kandidat/politisi itu sebagai penjualnya, maka ide, gagasan, program dan visi misi menjadi barang dagangannya, di sisi lain pemilih menjadi pembelinya.

Penjual perlu kreatif memasarkan barang dagangannya, berupa ide-ide politik, barang daganganpun juga harus berkualitas. Jika tak berkualitas, ngapain dibeli? Toh nanti juga akan cepat rusak, sebaliknya jika berkualitas minimal bisa bertahan lama, barang dagangan yang bisa bermanfaat untuk pembelinya.

Sama juga, pembeli jangan pasif atau membeli cuma-cuma. Pembeli perlu tabayyun, pembeli punya kuasa untuk memilih produk tertentu dan memutuskan tidak memilih produk lainnya. Jadilah pemilih yang cerdas, sehingga kita tahu barang yang kita beli itu benar-benar tidak bermasalah.