Mengenal Yadnya Kasada, Upacara Persembahan Suku Tengger

Upacara di Argosari sehari sebelum puncak Kasada. Foto: Dnadyaksa/Visit Lumajang

Legenda Hingga Makna Yadnya Kasada

Upacara biasanya dilakukan pada tengah malam hingga dini hari. Sesajen yang akan dilemparkan berupa hasil bumi seperti sayuran, buah, bahkan pakan ternak, ayam, dan uang.

Selain sebagai persembahan, upacara Yadnya Kasada ini memiliki tujuan untuk mengangkat setiap dukun atau tabib yang ada di desa di sekitar Gunung Bromo.

Upacara Yadnya Kasada seringkali dikaitkan dengan legenda Rara Anteng dan Jaka Seger oleh masyarakat Suku Adat Tengger.

Kedua sosok tersebut dikenal sebagai Septi, yang menjadi nenek moyang Suku Tengger. Menjadikan asal usul penamaan 'tengger' yang berasal dari gabungan nama keduanya, yaitu Anteng dan Seger menjadi Tengger.

Hal itu membuktikan bahwa upacara ini merupakan tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang terdahulu. Mereka memberikan pesan untuk selalu diterapkan dalam kehidupan dalam rangkaian upacara.

Melalui hal itu, nampak simbol-simbol mengenai pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam agar tetap lestari serta mengajak untuk selalu bersyukur dengan berbagi hasil bumi.

Demi kelancaran dan kekhusyukan Suku Tengger dalam melaksanakan upacara Yadnya Kasada Kawasan Wisata Gunung Bromo biasanya akan ditutup hingga ritual selesai.