Menuju Akhir Kepemimpinan Cak Thoriq dan Bunda Indah

Krisis air karena kekeringan yang sempat terjadi salah satu daerah di Lumajang. Foto: Diskominfo Lumajang

Masyarakat Belum Sepenuhnya Puas

Sering terjadi penolakan warga ketika akses jalur desanya di lewati truk penambang pasir, jika tidak mendapat perhatian yang serius saya rasa pemerintah Kabupaten Lumajang bobrok dalam penyelesaian konflik horizontal ini. 

Lagi, mengenai krisis air bersih yang terjadi di bagian utara Kabupaten Lumajang, kembali kita saksikan kebobrokan pemerintah dalam mendengarkan jeritan warganya untuk memeperoleh air bersih.

Menurut data dari BPBD Lumajang, terdapat 48 titik yang tersebar dalam 18 desa di 7 kecamatan di Lumajang yang berpotensi mengalami krisis air bersih.

Ketujuh kecamtan itu meliputi Kedungjajang, Ranuyoso, Klakah, Randuagung, Gucialit, Padang, dan Lumajang kota. Krisis air bersih ini selalu terjadi dari tahun ke tahun, tapi belum tampak penyelesaian atau terobosan baru demi tebentuknya masyarakat sejahtera.

Kurang lebih problem sosial di Kabupaten Lumajang diatas adalah gambaran kondisi Kabupaten Lumajang yang di nahkodai oleh Cak Thoriq dan Bunda Indah beberapa waktu kebelakang.

Di tengah-tengah huru-hara problem yang ada di Kabupaten Lumajang. Cak Thoriq dan Bunda Indah menyelenggarakan konser musik dengan anggaran yang cukup besar.

Konser musik bertajuk Lumajang untuk Indonesia yang mendatangkan band ibu kota SLANK itu menghabiskan anggaran yang dikelola Dinas Pariwisata Lumajang dengan anggaran sebesar 1.1 Miliyar (lihat: sirup.lkpp.go.id nomor 16 tentang PAGELARAN MUSIK).