Sejarah Panjang Jembatan Gladak Perak, Penghubung Lumajang - Malang yang Diterjang Lahar Semeru

Jembatan Curah Kobokan (Gladak Perak) setelah terjadinya erupsi besar Semeru pada 19 November 2025. Foto: Dok. Visit Lumajang

Dibangun sejak masa kolonial Belanda, Jembatan Gladak Perak di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, adalah peninggalan bersejarah yang telah menjalani rekonstruksi berulang kali.

Pembangunan Jembatan Gladak Perak lama diperkirakan sekitar tahun 1925-1940, pada era kolonial Belanda.

Namun, dalam sejarah mencatat bahwa jembatan ini terdampak ketika wilayah Lumajang menjadi sasaran Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947.

Zeni Pioneer Jatiroto dari batalion tempur TNI AD, menghambat pergerakan pasukan Belanda untuk meledakkan jembatan itu.

Begitu kondisi area mulai stabil, pembangunan jembatan lama dilakukan kembali dan mulai beroperasi lagi pada 1952.

Jembatan lama ini memiliki lebar 4 meter dan panjang 100 meter, dikenal sebagai Jembatan Piket Nol dan Jembatan Pancing. Sebutan Jembatan Pancing muncul karena banyak warga memancing di sekitar lokasi tersebut.

Pembangunan jembatan baru yang terletak di sebelah selatan jembatan lama, dimulai pada tahun 1998 menggunakan pondasi beton bertulang.