Cerita Penari Muda Asal Kota Pisang Lumajang

Gitta di sela-sela kegiatannya berlatih di Kantor Desa Pasirian. Foto: Istimewa/Visit Lumajang

Perjuangan Tak Kenal Lelah

Seorang penari tentu tak akan ketinggalan informasi mengenai budaya di tempatnya tinggalnya. Gitta dikenalkan dengan Tari Topeng Kaliwungu oleh Bu Windy seorang di SMAN 1 Lumajang.

"Awalnya itu yang mengajak saya itu Bu Windy. di suruh untuk mengajak anak-anak dari Pasirian untuk berproses bersama," ucap Gitta.

Dibalik karir sebagai penari, Gitta mengaku support orang tuanya luar biasa untuk bisa mendukung segala kegiatannya untuk berkecimung di dunia tari.

"Support orang tua itu luar biasa, saat saya mendirikan sanggar mereka selalu support. Bapak saya itu sampai ke rumah pak inggi (re: kepala desa ) untuk mengizinkan anaknya bisa latihan di balai desa," tutur Gitta.

Namun, tak harus semua orang memahami secara detail usaha Gitta untuk melestarikan tradisional. Beberapa tetangga mengira kesibukannya untuk menari hingga larut malam hanya sekedar keluyuran.

"Katanya itu kalau kata tetangga itu keluyuran lah pulangnya malem. Sayakan ikut jaranan pulangnya sampai jam 2 pagi kadang jam 12," ungkap sang penari muda asal Pasirian ini.

Gitta tak ingin ambil pusing perkara apa yang orang lain katakan. Ia mengaku cuek dan fokus melakukan hal yang menurutnya baik.