Prajurit Panunggul, Prajurit Dibalik Asal-Usul dan Mitos Desa Penanggal Kabupaten Lumajang

Makam Mbah Saringgo salah satu prajurit panunggul. Foto via WAG/istimewa

Desa Penanggal adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Dahulu Desa Penanggal terbentuk karena adanya pemekaran desa.

Berdasarkan mitos yang berkembang sekitar tahun 1825-1830 Masehi terjadi perang yang menimbulkan penangkapan beberapa prajurit. Namun, ada beberapa prajurit yan tersisa mampu melarikan diri dari pengejaran.

Tersebutlah lima punggawa panunggul yaitu lima prajurit yang berhasil melarikan diri. Kelimanya bernama Cokro Giri, Saringgo, Indrajit, Sidik Kencono, dan Singo.

Kelima orang prajurit ini melarikan diri ke arah timur Pulau Jawa hingga sampai di bawah lereng Gunung Semeru. Lereng yang masih berupa hutan belantara dibuka untuk dijadikan pemukiman.

Seiring berjalannya waktu tempat tersebut semakin ramai. Awalnya tempat tersebut diberi nama Panunggul, berasal dari adanya pasukan panunggul yang membuka hutan pertama kali untuk dijadikan pemukiman.

Zaman mulai berubah, nama Panunggul dirubah menjadi Penanggal agar lebih mudah untuk diucapkan. Desa penanggal memiliki simbol berupa makam pasukan panunggul.

Makam tersebut biasa disebut makam Mbah Cogiri atau Cokro Giri dan makam Mbah Saringgo. Konon dua makam tersebut dianggap keramat oleh masyarakat.