Tingginya Kasus Penyakit TBC, Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera Lumajang Gelar Skrining Pencegahan

Kegiatan Skrining dan Pencegahan TBC Berbasis Masyarakat (CXR AI). Foto: Visit Lumajang/Dnadyaksa

Berdasar rilis WHO, sebanyak 1,5 juta orang meninggal akibat penyakit TBC di tahun 2020. TBC adalah penyakit dengan urutan ke–13 yang paling banyak menyebabkan kematian, dan menjadi penyakit menular nomor dua paling mematikan setelah COVID-19.

Indonesia berada di posisi ke–3 negara dengan kasus TBC tertinggi di dunia setelah India dan Cina. Berdasarkan data tahun 2019, ada sekitar 845.000 penderita TBC di Indonesia. Sementara itu di Kabupaten Lumajang tercatat setidaknya ada 1.000 penderita TBC setiap tahunnya.

Peduli dengan tingginya angka penderita TBC atau Tuberkulosis, Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (YABHYSA) Lumajang menggelar Skrining dan Pencegahan TBC Berbasis Masyarakat (CXR AI) di 9 kecamatan yang ada di Kabupaten Lumajang.

"Kami adakan bertahap di Kecamatan Sumbersuko, Rowokangkung, Yosowilangun, Tekung, Jatiroto, Kunir, Tempeh, Sukodono dan Kedungjajang," ungkap Said Romdhon, S.Si., Ketua YABHYSA Lumajang saat ditemui di Balai Desa Selokgondang, Kecamatan Sukodono, siang ini, Sabtu 2 Desember 2023.

Menurut Said Romdhon, penyakit ini bisa berakibat fatal bagi penderitanya jika tidak segera ditangani. Meski begitu, TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan dan bisa dicegah, seperti dilakukan relawan YABHYSA di Kabupaten Lumajang sejak tahun 2021.

"Dalam setiap kegiatan skrining gratis seperti sekarang, setidaknya ada 150-200 warga yang datang. Pemeriksaan juga meliputi rontgen, cek kolesterol, gula darah dan tensi. Jika ada indikasi TBC bisa segera diobati bersama," ungkap Romdhon.

Ditambahkan, warga datang berdasarkan undangan dari kader YABHYSA yang telah didata sebelumnya. Meskipun tidak ditemui gejala penyakit TBC, anggota keluarga tetap diperiksa paru-parunya. Dengan demikian warga tidak perlu keluar biaya ratusan ribu untuk skrining.