Kapulaga, Tanaman Rempah Termahal Ketiga di Dunia yang Banyak Dijumpai di Pasrujambe Lumajang

Kapulaga kering yang baru dijemur dan sudah siap jual. Foto via @visitlumajang

Kapulaga merupakan salah satu jenis tanaman rempah dari keluarga Zingiberaceae (jahe-jahean) yang banyak digunakan di industri farmasi maupun pengobatan herbal.

Tanaman obat yang satu ini banyak dijumpai di beberapa negara Asia seperti Bangladesh, Bhutan, India, Nepal, Pakistan maupun Indonesia.

Di Guatemala, penghasil kapulaga terbesar di dunia, tanaman asal India ini awalnya diperkenalkan oleh Oscar Majus Kloeffer, pengusaha perkebunan kopi asal Jerman, sebelum Perang Dunia I.

Ada dua macam kapulaga yang banyak digunakan di Indonesia, yakni Kapulaga Jawa (Amomum compactum) dan Kapulaga Seberang atau Kapulaga India (Elettaria cardamomum).

Di Lumajang sendiri, pertanian kapulaga banyak dijumpai di beberapa kecamatan seperti Pronojiwo, Pasrujambe dan Senduro. Komoditas yang satu ini cukup istimewa karena harganya yang relatif tinggi dan cukup stabil.

Lestari, salah seorang petani kapulaga di Dusun Suco, Desa Pasrujambe, Kecamatan Pasrujambe, mengatakan, dirinya lebih memilih untuk menanam kapulaga daripada kopi karena dinilai lebih menguntungkan.

"Dulu sih pernah menanam kopi, tapi ya itu, harganya murah, panen setahun sekali kadang belum tentu. Sedangkan kapulaga bisa panen setidaknya 3 bulan sekali," ungkap pria berusia 60 tahun tersebut.