Menengok Kembali Sejarah Tari Topeng Kaliwungu di Momen Hari Tari Sedunia 2023

Tari Topeng Kaliwungu, kesenian khas asal Lumajang. Foto: Visit Lumajang/Galih Arto

Hari Tari Sedunia (International Dance Day) diperingati setiap tanggal 29 April. Tanggal yang ditetapkan UNESCO berdasarkan hari lahir Jean-Georges Noverre, pencipta tari balet modern yang mendunia.

Peringatan Hari Tari Sedunia atau Hari Tari Internasional sendiri merupakan bentuk perayaan sukacita dalam universalitas bentuk seni tari yang melintasi batasan politik, budaya, dan etnis.

Dicetuskan awal kali pada 1982 oleh Komite Dansa International Theatre Institute (ITI), gagasan ini diwujudkan UNESCO dengan semangat tarian sebagai bahasa universal yang mampu menyatukan banyak orang.

Dalam sejarahnya, diyakini tari telah ada sejak 9.000 tahun yang lalu, atau 3.300 SM. Keyakinan ini berdasarkan penemuan lukisan di sebuah makam dengan bentuk orang menari di Mesir dan dinding batu di India.

Hingga kini, tarian sudah menjadi bagian dari gaya hidup banyak orang, bahkan identik dengan beragam jenis musik karena tarian sendiri sering dilakukan untuk menyertai lantunan musik.

Bicara soal tarian yang menjadi aset budaya di tiap belahan dunia, Lumajang punya tari Topeng Kaliwungu, tari tradisional yang khas dengan budaya Pandhalungan, bentuk asimilasi seni budaya Jawa dan Madura.

Dalam berbagai catatan, tari Topeng Kaliwungu sudah ada sejak zaman Belanda, dimana dulunya tarian ini dilakukan oleh para penari laki-laki sebagai pembuka pertunjukan Sandur.