Resensi Buku: Lumpu (Karya Tere Liye)

Lumpu karya Tere Liye. Foto via Rostina Alimuddin

Penemuan dari Kapal Aldebaran

Lalu, Raib, Ali, dan Seli menuju ke Distrik Padang Senyap untuk melacak akses jaringan. Mereka mengarah kepada lokasi bekas pabrik yang saat ini sudah tidak berpenghuni dan berdebu, ternyata di sana ada basement bawah tanah milik Tamus.

Ali sangat senang sebab di sana ada beberapa benda hasil penemuan dari kapal Aldebaran. Mereka kembali menyelidiki keberadaan Tamus, ternyata menuju ke arah sebuah gedung daerah ibukota.

Mereka berupaya untuk memasuki gedung, tetapi dikunci. Kemudian, mereka memiliki ide rencana untuk meminta pertolongan kepada salah satu penghuni apartemen di sana.

Lalu, suatu saat peperangan dengan Lumpu berlangsung sangat kacau balau. Tamus dan Raib, Ali dan Seli sepakat untuk menyerang Lumpu, tetapi Lumpu sangat sulit untuk ditaklukkan.

Dalam peperangan sengit itu, mereka terkalahkan oleh Lumpu, dan ia berhasil mengambil kekuatan milik Tamus. Mereka putus asa, tak lama kemudian datanglah bantuan dari Kosong dan Lambat.

Mereka meminta Lumpu untuk menyudahi perbuatannya, tetapi Lumpu sudah menaruh amarah kepada para pemilik kekuatan.

Mereka menyombongkan diri tanpa lelah Lumpuh pun berhasil merampas kekuatan milik Lambat. Mereka pun mengakui bahwa sudah terlalu lelah untuk melanjutkan pertarungan.